Rabu, 24 April 2019

Membuat postingan artikel yang berhubungan dengan game

         Dampak Buruk Game Online 



Hasil gambar untuk gambar dampak buruk game onlineHasil gambar untuk gambar dampak buruk game online


Sebagian dari kita pasti menyukai atau malah memiliki hobi bermain game online. Pasalnya semakin berkembangnya teknologi, pasar game online mengalami peningkatan. Salah satu hal yang mendukung ialah pasar ponsel pintar (smarthphone) juga makin laris, dengan demikian aplikasi game online yang dijajakan gratis di pasar aplikasi pun tak mengalami hambatan. Game online, seperti pada namanya, merupakan bentuk permainan yang dapat diakses dengan kuota internet. Penulis mengamati bahwa alasan seseorang menyenangi permainan yang dimainkan secara online atau game online ini adalah kemudahan akses. Permainan apa saja yang kamu inginkan banyak disediakan di toko aplikasi seperti di google play store, mulai dari yang gatis sampai yang berbayar. Berbagai macam game yang tersedia di pasar aplikasi disediakan dalam berbagaii macam jenis, mulai dari permainan pertualangan, stategi, dan lainnya. Bermain game online menjadi pilihan masa kini dikarenakan, selain dapat menghilangkan rasa jenuh namun juga begitu memacu adrenalin. Tentu, dengan permainan virtual ini membawa pemainnya seolah-olah mengalami langsung permainan yang ada di dalamnya.

Contoh game online yang tren-nya sedang meningkat ialah dota, COC, dan lainnya. Populernya game online namun sering menimbulkan pro dan kontra. Pasalnnya, game online disebut – sebut dapat mempengaruhi perkembangan generasi muda serta memberikan unsur adiktif. Apa sajakah dampak negatif dari game online???? Berikut ini kami rangkumkan.


Kecanduan (Adiktif)


Bisa dikatakan hal ini mungkin sepele. Namun, kecanduan game online dapat memberikan dampak buruk bagi seseorang. Terlebih jika ia sedang dalam masa pertumbuhan (anak-anak). Namun nyatanya, pecinta game online tak hanya anak-anak tapi juga beberapa orang dewsa baik laki-laki ataupun perempuan. Kecanduan game online bagai kecanduan obat-obatan terlarang. memang tidak merusak tatanan syaraf atau organ lainnya seperti pada kecanduan obat-obatan terlarang ataupun kecanduan hal lainnya, namun kecanduan game online dapat mempengaruhi tatanan pikiran seseorang. Orang yang mengalami kecandun game online akan memiliki rasa keinginan terus ingin bermain game. Sehingga, seseorang yang mengalami kecanduan game online dapat lupa waktu dengan demikian akan menimbulkan berbagai hal – hal buruk lainnya.


Perbuatan Kriminal


Seperti pada uraian sebelumnya, kecanduan game online mendorong seseorang untuk melakukan perbuatan kriminal. Beberapa game online memberikan option kepada pemainnya untuk membeli senjata –senjata yang muthakhir agar dapat memenangkan permainan. Senjata- senjata ini memiiki harga khusus yang mengharuskan para pemiannya untuk mengeluarkan kocek yang lumayan. It’s ok, jika seorang pemainnya telah bekerja, namun kebanyakan pemain – pemainnya ialah anak-anak yag belum produktif. Dengan demikian, agar dapat terus bermain maka ia akan berusaha bagaimana untuk mendapatkan senjata. Dan untuk mendpatkan senjata ia dapat melakukan berbagai cara seperti mencuri ID pemain lain utuk dapat mengambil senjatanya, atau mungkin dapat pula mengambil uang milik orang lain agar dapat membeli senjata. Memang kasus ini jarang ditemukan namun, ada beberapa kasus serupa mengenai hal ini yang terjadi akibat game online. Dengan demikian, hal ini akan memberikan sifat buruk bagi anak – anak. 

Menurunnya Kesehatan dan Munculnya Penyakit –Penyakit Tertentu


Kecanduan akut game online menyebabkan seseorang lupa diri dan lupa waktu. Sampai – sampai ia lupa kalau kehidupan real bukanlah di dalam permainan game. Kehidupan real jauh lebih menantang dibanding permainan di game online. Akibatnya para pemain jadi lupa diri untuk menjaga kesehatannya. Duduk berjam-jam justru dapat menimulkan bahaya bagi kesehatan. Mungkin sebagian dari kita menganggap bahwa aktivitas duduk terlalu bukanlah masalah karena tidak melakukan hal-hal berat seperti yang dilapangan. Namun kenyataan berkata lain, beberapa study yang telah dilakukan di luar negeri mengungkapkan bahwa duduk terlalu lama (lebih dari enam jam setiap hari) dapat menimbulkan berbagai kelainan metabolisme yang memicu datang penyakit seperti gangguan ginjal, diabetes, dan dapat pula menyebabkan penyakit jantung. Kecanduan bermain game online tentu akan membuat seseorang rela duduk berlama – lama di depan komputer. Hal ini tentu akan berbahaya. 

Selain kelainan diatas, duduk terlalu lama di depan komputer dapat menyebabkan timbulnya wasir atau ambien. Hal ini karena aliran darah di tubuh menjadi tidak lancar. Mata yang terlalu lama terpapar sinar komputer pun dapat mengalami gangguan seperti lelah mata yang dapat menyebabkan daya akomodasi mata berkurang sehingga dapat membuat penglihatan kabur. Selain itu, bermain komputer terlalu lama dapat memicu peregangan syaraf dari tangan sampai ke leher yang dapat mengganggu kesehatan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kesehatan akan terganggu karena bermain game baik via pc ataupun hanphone pintar (smartphone). 


Lupa Waktu


Kecanduan bermain game online juga menyebabkan seseorang ingin bermain secara terus-menerus sehingga membuat aktivitas lainnya dilalaikan. Banyak pekerjaan yang menjadi terbengkalai, dan tentunya dapat memiicu seseorang untuk tidak menjalankan kewajibannya seperti sekolah atau lainnya. Hal ini sungguh sangat memprihatinkan. 

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kecanduan game online memiliki dampak buurk yang hampir sama dengan kecanduan obat – obatan terlarang. Mungkin memang sepele, tapi kita harus berhati-hati, jangan sampai moral dan generasi bangsa menjadi menurun akibat kecanduan berain game. 


Rabu, 10 April 2019

Rabu, 03 April 2019

Perkembangan Industri Spare Parts di Indonesia


Perkembangan Industri Spare Parts di Indonesia


    Hasil gambar untuk gambar spare part mobil Hasil gambar untuk gambar spare part mobil


Pertumbuhan dunia otomotif yang sangat luar biasa terjadi di Indonesia pada tahun 2011 baik dalam penjualan mobil maupun motor. Prediksi para pakar di dunia otomotif yang sebelumnya meramalkan bahwa penjualan mobil pada tahun 2011 akan “panas”, ternyata lebih “panas” dari dugaan. Seperti kita semua tahu bahwa penjualan mobil yang hampir mencapai angka 900.000 unit merupakan angka yang cukup jauh dari prediksi awal yang meramalkan bahwa penjualan akan berkisar pada angka 830.000 unit. Sedangkan untuk pasar sepeda motor juga tidak kalah “panas”, dengan angka penjualan yang mencapai 8 juta unit dan dapat dikatakan bahwa industri sepeda motor di Indonesia sangat bergairah. Bahkan kedepannya diramalkan bahwa tren penjualan kendaraan bermotor di Indonesia akan terus meningkat dan menjadi yang tertinggi di ASEAN.
Iklim persaingan bisnis yang semakin kompetitif juga semakin intens, mulai dari semakin banyaknya model motor dan mobil yang ditawarkan oleh para produsen sampai dengan promosi melalui media elektronik dan non elektronik yang sangat gencar dilakukan untuk merebut hati para konsumen. Selain itu para produsen juga sudah menyiapkan kesediaan infrastruktur, mulai dari bagian produksi sampai after sales service untuk memudahkan para konsumennya. Hal ini juga terlihat dari tingkat pembelian konsumen, dimana menurut pihak kepolisian mereka kewalahan dalam mengurus pembuatan plat nomor kendaraan baru.
Kondisi masyarakat Indonesia saat ini dengan pendapatan per saat ini yang telah mencapai US$3.500 dan diharapkan akan segera mencapai US$5.000 dalam beberapa tahun kedepan akan membuat daya beli masyarakat semakin meningkat. Maka dari itu para produsen harus menyiapkan suatu strategi yang jitu dalam rangka memenangkan persaingan usaha.
Mengacu pada studi Bank Dunia tentang kelas menengah Indonesia, yang punya pengeluaran per hari antara US$ 2- 20, yang jumlahnya sungguh besar, prospek ke depan sungguh menjanjikan. Para konsumen di kelas menengah ini sangat konsumtif sehingga mereka dapat mendorong penjualan di berbagai bidang, termasuk otomotif didalamnya.
Selain itu peringkat investment grade yang kembali dicapai Indonesia baru-baru ini –setelah sebelumnya pernah di raih Indonesia di periode lima tahun terakhir pemerintahan Soeharto- oleh dua lembaga pemeringkat kredit internasional (Fitch & Moody’s) menjadi faktor pemicu meningkatnya iklim kompetisi di sektor otomotif. Para investor akan mulai berlomba-lomba melakukan investasi di Indonesia, pembiayaan ini nantinya dapat digunakan untuk peningkatan purna jual maupun untuk bagian manufaktur.

Lalu siapa saja yang bisa berebut kue pasar otomotif nasional yang semakin membesar? Apakah hanya para principal roda dua dan roda empat saja atau ada yang lain? Seberapa menarikkah pasar yang bisa diterjuni oleh para pemain di luar principal otomotif, baik roda dua dan empat.

Potret awal mengenai industri otomotif Indonesia sungguh menarik. Local content dari beberapa produk otomotif yang diproduksi di Indonesia, terutama untuk principal yang punya market share besar di Indonesia, secara umum besar. Artinya, di luar principal, banyak pemain lain yang juga menikmati perkembangan kue pasar otomotif yang semakin membesar. Siapa saja?
Pertama adalah para produsen suku cadang untuk pasar komponen original equipment manufacturer (OEM) dan kedua adalah produsen pasar komponen after market. Para produsen dituntut untuk mampu menghasilkan suku cadang dengan kualitas dan kuantiti yang terjamin. Perkembangan pasar komponen otomotif di Indonesia selama ini cukup baik, terutama untuk pasar komponen after market. Meski bersaing dengan banyaknya produk impor yang beredar, pasar komponen otomotif untuk after market masih sangat terbuka luas dan cenderung terus berkembang kedepannya.
Sebagai salah satu industri pendukung utama sektor otomotif, industri komponen tersebut mempunyai hubungan yang sangat erat dengan industri otomotif. Kelangsungan hidup industri komponen ini sangat bergantung kepada perkembangan industri otomotif itu sendiri. Sehingga perubahan kecil yang terjadi pada industri otomotif dapat memberikan dampak yang besar terhadap perkembangan industri komponennya.
Dalam sebuah riset yang dilaksanakan oleh MarkPlus Insight di 6 kota besar di Indonesia (Jakarta, Surabaya, Bandung, Semarang, Medan dan Makassar)kepada para pemilik kendaraan bermotor yang membeli mobil dan motornya lebih dari 3 tahun, dapat terlihat bahwa komponen-komponen utama yang diganti dalam 1 tahun terakhir oleh para konsumen merupakan suku cadang yang bersifat fast moving, seperti oli, aki, busi, kanvas rem, ban, dan lain sebagainya. Hal ini dapat membuka kesempatan bagi para produsen untuk mulai menentukan langkah serta strategi yang tepat dalam rangka memenangkan persaingan.
Sumber: WhitePaper MarkPlus “Siapa yang paling Diuntungkan ketika Indonesia menjadi pasar Otomotif Terbesar di ASEAN?

SOAIAL

Pengaruh status sosial terhadap kesehatan

Do the AĆ¢€™s get healthier lives as well?

Menurut ketua epidemiologi lingkungan di Imperial College London, profesor Paolo Vineis, setelah merokok, aktivitas fisik dan diabetes, status sosioekonomi (socioeconomic position/SEP) adalah faktor keempat terbesar penyebab turunnya angka harapan hidup manusia. Jadi apa sebenarnya SEP dan mengapa hal tersebut memiliki dampak luar biasa terhadap kesehatan?

Kedudukan sosioekonomi meliputi status atau martabat dan profesi yang dimilikinya, dan ini berhubungan dengan kekuasaan dan peluang di masyarakat. Telah lama diketahui bahwa individu dari komunitas sosioekonomi rendah lebih rentan terpapar narkoba, rokok dan alkohol – yang mungkin diakibatkan oleh kondisi sosioekonomi itu sendiri.

Status sosioekonomi dan penyalahgunaan obat

Centres for Disease Control and Prevention (CDC) menganggap individu dengan pendapatan rendah memiliki risiko mengalami over-dosis obat. Faktanya, beberapa eksperimen pada hewan uji sudah banyak dilakukan untuk mengetahui risiko adiksi terhadap lingkungan.

Sebuah studi yang dilakukan oleh Michael Nader pada monyet jantan sebagai percobaan menunjukkan bahwa monyet yang dominan dalam kelompok sosial mereka adalah monyet yang diberi injeksi kadar kokain lebih rendah dibanding kawanan monyet biasa dan monyet penyendiri.

Bukti tersebut menunjukkan abhwa alasan hubungan ini adalah bahwa sirkuit otak dalam insula, yang merupakan daerah penting untuk memroses emosi, bisa menurunkan ketersediaan reseptor dopamin, tergantung pada status sosialnya.. Dan hal ini dapat menjadi sebuah lingkaran setan, sebagaimana yang sudah diketahui para pecandu. Pengawasan penggunaan obat saja tidak cukup, mengingat kelompok masyarakat ini memiliki akses terbatas ke pelayanan kesehatan yang berkualitas.

Apakah faktor genetik juga ikut memainkan peran?

Vineis mengadakan studi mengenai hubungan SEP dan angka harapan hidup, dengan memperhitungkan faktor risiko seperti merokok dan konsumsi alkohol. Hasilnya yang diterbitkan pada awal tahun ini di The Lancet menjelaskan bahwa berkurangnya angka harapan hidup per tahun pada kelompok dengan kategori sosioekonomi tinggi dan sosioekonomi rendah adalah 2:1. Namun Vineis menambahkan bahwa hanya tiga kategori status sosioekonomi yang mereka gunakan. Jika kategori lain ditambahkan, ungkapnya, angka harapan hidup dapat mencapai delapan tahun. Vineis yakin hal ini disebabkan karena status sosioekonomi memengaruhi metilasi DNA (Deoxyribonucleic acid), atau pengaturan fungsi gen-gen yang berperan dalam penuaan.

Teori ini tidak dibuat-buat. Buktinya, Social Epigenomics Research Focused on Minority Health and Health Disparities initiative di Amerika Serikat mengalokasikan dana pada sepuluh proyek yang bertujuan untuk lebih memahami hubungan antara faktor genetik, status sosioekonomi dan hasil pemeriksaan kesehatan. 

“Masalah yang dialami saat muda, seperti serangan emosional atau kekerasan fisik atau diabaikan, dapat mengubah tingkat metilasi menyebabkan terbentuknya epigenetik khas, yang mengakibatkan tingginya risiko penyakit jantung, kanker, stroke, dan gangguan mental,” ucap National Institutes of Health (NIH) di Amerika.

Bagaimana dengan kemampuan setiap individual?

Meena Kumari, professor biologi dan epidemiologi sosial, di University of Essex, pernah mempelajari hubungan antara inflamasi sistemik pada seorang individu dan SEP. Terdapat dua alasan mengapa individu yang berada di lingkungan sosioekonomi rendah mengalami inflamasi sistemik. 

Menurut NIH salah satu alasannya adalah, “tingginya paparan terhadap berbagai macam bahaya di lingkungan.” Yang kemudian juga dijelaskan oleh Meena, sebagai contoh, beberapa individu menghirup banyak polutan karena mereka tinggal di kawasan perumahan kumuh.

Alasan kedua ialah hubungan antara sistem inflamasi dan sistem stres. Stres kronik yang berkepanjangan menyebabkan inflamasi sistemik. Studi yang diterbitkan di jurnal Scientific Reports awal tahun ini diperkirakan mengambil sampel darah pada 40.000 individu dan menggunakan protein C-reaktif (PCR) dan fibrinogen sebagai biomarker untuk mengukur inflamasi.

Meskipun ada bukti peningkatan PCR pada lansia gangguan kesehatan, Kumari ingin mengetahi apakah ada hubungannya pada semua orang dewasa. Ia menemukan bahwa di antara usia 30 dan 50 tahun, kedua biomarker berhasil meningkat tetapi kedua biomarker ini meningkat lebih cepat pada individu dengan SEP rendah, Bahkan dengan hanya menyesuaikan faktor risiko seperti merokok dan minum alkohol, tim Kumari menemukan bahwa individu dengan SEP rendah mengalami stres kronik dan inflamasi sistemik jauh lebih sering dibandingkan kelompok lainnya yang memiliki SEP lebih tinggi.

Apa fungsi semua informasi ini?

Di Islandia, informasi ini sudah digunakan dengan baik, sebagai pencegahan. Jumlah remaja pecandu obat berhasil diturunkan secara drastis dengan menciptakan lingkungan yang lebih kaya melalui peningkatan keterlibatan orangtua dan partisipasi anak muda dalam kelompok olahraga. Juga di tingkat komunitas, manajemen kesehatan masyarakat bisa digunakan untuk menurunkan kesenjangan kesehatan di antara pasien yang kesulitan keuangan. 

Dengan memahami informasi ini, pejabat negara, pembuat kebijakan, dan tenaga kesehatan bisa mengembangkan strategi baru untuk menyelesaikan variasi negatif. Secara genetik, “dengan mengidentifikasi modifikasi epigenetik sebelum onset penyakit, akan menjadikan mungkin bagi tenaga kesehatan untuk membentuk intervensi untuk mencegah kondisi atau penyakit kronik di masa depan,” catat NIH.

Vineis yakin bahwa dokter harus mengerti setiap kondisi sosioekonomi masing-masing pasien saat membangun diagnosis dan memberikan terapi. MIMS



Sumber:
https://www.theguardian.com/science/audio/2017/nov/01/how-does-socioeconomic-position-affect-our-health-science-weekly-podcast 
https://www.huffingtonpost.com/entry/addressing-the-opioid-crisis-means-confronting-socioeconomic_us_59f0ec8ce4b078c594fa14cb 
https://healthitanalytics.com/news/nih-takes-on-population-health-disparities-with-social-epigenomics





PENDIDIKAN

Pendidikan Pintu Kesuksesan

 Pendidikan Merupakan Jalan menuju Kesuksesan


Kesuksesan adalah sesuatu yang kita dapat karena usaha yang kita lakukan. Disini usaha bisa dilihat dari beberapa aspek,misal: Menekuni bidang yang sesuai keahlian. Nah untuk seorang pelajar seperti saya,he he. Usaha yang dapat dilakukan untuk meraih kesuksesan adalah dengan belajar. Belajar bukan hanya didapat dengan pelajaran disekolah namun juga bisa didapat dari pergaulan sehari-hari,maupun pengalaman-pengalaman yang pernah dialami. Pada kesempatan ini kita akan berbicara tentang pendidikan dalam meraih kesuksesan. Pendidikan adalah usaha yang terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan juga tidak terpaku pada pelajaran disekolah,seperti pelajaran matematika ataupun bahasa indonesia. Namun pendidikan norma dan akhlak/akidah pun juga penting. Dalam menuntut ilmu juga tidak bisa dilakukan langsung sekali jadi. Artinya tidak sekali belajar,seseorang sudah pandai dan mahir,itu tidak. Kita belajar sebaiknya sedikit-sedikit asalkan secara terus-menerus. Ada pepatah jawa yang mengatakan,”TRESNO JALARAN SAKA KULINA”. Tapi berhubung berkaitan dengan pendidikan maka kita anggap saja pepatah itu menjadi,”ISO JALARAN SAKA KULINA”. Jadi belajar yang baik adalah dengan cara terus menerus,meskipun hanya sedikit.
Pendidikan dibagi dalam beberapa jalur,yaitu:
1. Pendidikan formal
Pendidikan Formal merupakan pendidikan yang diselenggarakan di sekolah-sekolah pada umumnya. Jalur pendidikan ini mempunyai jenjang pendidikan yang jelas, mulai dari pendidikan dasar, pendidikan menengah, sampai pendidikan tinggi.  Pendidikan formal  diakui oleh lembaga pendidikan negara adalah sesuatu yang wajib dilakukan di Indonesia. Mulai dari anak tukang sapu jalan, anak pedagang martabak,anak tukng jambret, anak pak tani, anak bisnismen, anak pejabat tinggi negara, dan sebagainya harus bersekolah minimal selama 9 tahun lamanya hingga lulus SMP. Jenjang pendidikan
2. Pendidikan non formal
Pendidikan non formal merupakan pendidikan yang dilakukan diluar lingkungan sekolah.Pendidikan non formal meliputi pendidikan dasar dan pendidikan lanjutan.
3. Pendidikan informal
Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri yang dilakukan secara sadar dan bertanggung jawab. Pendidikan informal diakui sama dengan pendidikan formal dan non formal setelah peserta didik lulus ujian sesuai dengan standar nasional pendidikan.


Membuat postingan artikel yang berhubungan dengan game

         Dampak Buruk Game Online  Sebagian dari kita pasti menyukai atau malah memiliki hobi bermain game online. Pasalnya se...